Apabila ingin menjadi dokter amatlah wajar jika kita mengambil jurusan kedokteran di sebuah universitas, apabila ingin menjadi ahli ekonomi maka tentulah akan dipilih fakultas ekonomi sebagai jujukannya, begitu pun kalau ingin menjadi ahli membangun jembatan maka Fakultas Tehnik Sipil pun menjadi andalannya, dalam kehidupan sebuah keluarga terkadang banyak yang lupa untuk mengambil jurusan yang satu ini, “Jurusan Orang Tua profesional” dan banyak pula yang tidak tahu ada Fakultas Sekolah orang tua dalam kehidupan ini, disebuah universitas yang namanya Universitas Kehidupan. Dalam Universitas ini, Registrasinya adalah”kemauan”, SPP nya adalah” keistiqomahan”, Ujiannya adalah “setiap waktu”, Keberhasilannya parameternya adalah “keyakinan”.Hasil tesnya akan muncul di”akhir hidup”, akankah “Khusnul Khotimah” atau sebaliknya. Akankah anak-anak akan sibuk mendoakan orangtuanya saat orang tuanya sudah tidak ada atau malah sibuk berebut warisan, akankah anak-anaknya akan sibuk membangunkan “masjid” diatas namakan nama orangtuanya ataukah sibuk dengan gemerlapnya dunia, akankah anak-anak bisa memandikan, mengkafani, mengantarkan ke liang lhat orangtuanyadengan cara yang benar atau posisi anak tidak jelas disaat orangtua menjemput ajalnya. Dan akankah anak-anak tetap bisa menemukan surganya walaupun orang tua sudah tidak ada mendampingi disampingnya.  Dan sayangnya tidak ada ujian susulan apabiila kita gagal dalam ujian yang satu ini.

Dalam kehidupan saat ini banyak sekali orang tua yang tidak yakin dengan metode pendidikan yang diberikan kepada putra-putrinya. Akhirnya mereka banyak mengadopsi ajaran yang pernah telah pernah diterima oleh orangtuanya terdahulu yang belum tentu sesuai dengan zamannya. Padahal nasehat bijak ini seringkali mampir ke telinga kita, didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, karena zaman anak kita berbeda dengan zaman kita dulu. Jadilah program “trial and error” untuk anak-anak kita sehingga pun mereka menjadi generasi “trial and error” Mencoba segala sesuatu yang ada disekitarnya entah itu baik atau buruk atas nama trend yang seharusnya masa coba-coba itu terletak di pendidikan anak usia dini, yang seandainya orangtua tahu ilmunya sehingga saat dewasa ia telah menjadi pribadi matang dalam bertindak dan tidak lagi dalam fase coba-coba. Seharusnya setiap anak tumbuh menjadi pribadi yang bisa berkomunikasi dengan baik dengan orang lain bukan menjadi pribadi yang meledak-ledak atau marah-marah saat berbicara dengan pihak lain, tetapi itu menjadi “mustahill”  kalau saat usia 3 sampai 6 tahunnya, saat ia berceloteh dulu oleh orangtuanya disuruh diam dan jangan bertanya lagi, karena orangtua sedang sibuk dan sedang pusing, apalagi ditambahi kerlingan mata yang mengerikan ditambah acungan telunjuk yang bagaikan tongkat sihir ” Harry Potter“.

Andaikan orang tua tahu bahwa kesantunan seseorang saat dewasa itu dipengaruhi oleh sikap santun orangtuanya saat ia masih kecil terutama diawal usia 3 tahunnya yang mana ia mulai cerita mengenai hal-hal yang baru yang ada disekitarnya, dan orang tuanya mendengarkannya dengan seksama tanpa memegang “HP”atau memegang alat eklektroik yang lain. Andai orang tua tahu bahwa kesholehan seseorang disaat dewasa dipengaruhi oleh contoh nyata yang ditanamkan orangtuanya saat ia masih kecil. Dimana apabila berkomunikasi dengan anak akan lebih efektif berbicara dengan contoh nyata daripada 1000 nasehat yang memekakkan telinga. Ya, andai orangtua tahu bahwa sebenarnya ia sedang menanam pahala dan taman surga apabila ia mendidik anak-anaknya dengan sebaik-baiknya. Niscaya akan jarang ibu-ibu yang lapar mata belanja ke mall-mall, ia akan lebih memilih dirumah mendampingi buah hatinya mengenal Iahi. Seandainya orang tua tahu bahwa anak merupakan salah satu cara kasih sayang Allah untuk membuka pintu surga bagi orang tuanya, niscaya para Ayah akan kembali kerumah daripada konkow-kongkow di cafe bersama teman-temannya, karena ia akan sibuk memperbaiki bacaan sholat dan gerakan sholat anaknya. Seandainya orang tua tahu setiap kali si anak memanjatkan doa dan doa itu yang mengajarkannya adalah orangtuanya maka setiap kali anak memanjatkan doa itu maka pahala akan mengalir ke rekening orangtuanya dan tidak khawatir akan terbobol oleh siapapun. Seandainya orang tua tahu………………………….. ia akan bisa masuk surga dengan mudah melalui anaknya tentulah ia akan berebut masuk sekolah orangtua bagaimanapun caranya. Andai orang tua tahu…………………………………………


Leave Your Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *