Kenapa Ada Dua telinga dan Satu Mulut
Oleh Dokter Vivi Dokter Parenting
Pertanyaan yang menggelitik, “Kenapa Tuhan ciptakan 2 telinga dan satu mulut pada manusia?”. Kenapa tidak diciptakan dua mulut dan dua telinga sekaligus agar tidak lelah saat berbicara karena bisa gantian? Ternyata Tuhan menginginkan bahwa kita harus lebih banyak mendengar daripada berbicara. Dan di ilmu komunikasi efektif juga dikatakan bahwa ternyata faktor verbal atau bahasa hanya berpengaruh sebanyak 7 persen dalam komunikasi.
Ada beberapa macam level dalam kemampuan mendengar. Yang termasuk level mendengar adalah yang pertama ignore (tidak perhatian), yang kedua adalah pretend (pura-pura), yang ketiga selectively (selektif) yang keempat adalah attentively (penuh perhatian) dan yang terakhir adalah Emphathetically (empati)
Pada level ignore orangtua tidak mendengarkan cerita anak, dengan banyak argumen tidak sempat, sibuk banyak agenda dan sebagainya. Pada level kedua orang tua melakukan pura-pura mendengar saat anak berbicara, jadi sepertinya orangtua mendengarkan saat anak bercerita tetapi sebenarnya orangtua pikirannya tertuju pada gadgetnya.Pada level ketiga Selectively adalah orangtua hanya mau mendengar yang memang hal yang penting seumpamanya anak harus menjelaskan kenapa baru saja emukul temannya, tetapi saat anak bercerita kegiatan sehari-hari orangtua cenderung tidak mendengarkan lagi.
Level keempat adalah attentively yaitu orangtua mendengarkan cerita anaknya tetapi terkadanag si anak tidak mendapat feed back secara aktif dari orang tua. Yang terakhir adalah tipe mendengar yang berempati disini anak merasa dihargai karena anak mendapat empati dari orangtuanya. Pada tipe terakhir sang anak pun akan sangat mudah berempati kepada orangtuanya, saat orangtuanya memberikan nasehat atau orangtuanya membutuhkan bantuan anak.