Haruskah Kakak selalu Mengalah?
Oleh dokter Vivi dokter Parenting
“Aakkuuuuu dulllluuu”, teriak kakak. ” ENGGAK Akuuu duluu” Jerit adik. Dan untuk beberapa saat kemudian teriakan-teriakan itupun semakin keras. Akuuu duluuuuuuu, teriak adik. PLAKKKK, tiba-tiba terdengar suara pukulan. Ibupun dari dapur tergopoh-gopoh berlari keruang tengah sembari berteriak juga. “ADDDUHHHHHH, ada apa sih ini, enggak tahu apa kalau ibu sedang repot didapur”, ” kenapa sih, kenapa sih, aduh kakakkkkk kenapa sihhhh kok pakai ribut segala, kakak kan bisa ngalah cuma masalah boneka aja kasihan tuh adik jadi nangis apalagi ngapain sih pakai kamu pukul segala kamu kasih kan udah beres tuh urusannnya., dan bla bla bla wejanganpun keluar dari sang ibu tanpa ampun yang menyudutkan si kakak yang terus manyun dan si adikpun senyumnya pun mengembang dan dalam hati berkata ” Yes” aku menang dapat pembela.
Ayah bunda sekalian kejadian diatas mungkin seringkali kita alami bagi kita orangtua yang memiliki anak lebih dari satu. Ada orangtua yang mencari solusi dengan memberikan mainan jumlahnya sejumlah anak sehingga tidak ada perebutan diantara anak-anaknya, ada yang otomatis menyuruh anak yang lebih tua mengalah kepada adiknya,ada yang tak mau ambil pusing dengan pertengkaran anak-anaknya. Nah ayah bunda bagaimana sebenarnya bijaknya bersikap sebagai orangtua bila ada pertengkaran diantara anak-anak kita?
Meminta kakak selalu mengalah untuk adik bukanlah hal yang bijak yang dilakukan untuk tahapan perkembangan ananda. Karena kakak yang selalu dituntut untuk mengalah akan menjadi pasrah dan tidak punya daya juang dalam kehidupannya sendiri. Pernah ada orangtua yang sharing pada saya karena anak pertamanya setiap hari ada saja barang yang diminta oleh temannya sekelas dan si anak ini selalu mengijinkan dan membiarkannya saja. Setelah dirunut si ibu ini selalu menuntut kakak pertama ini harus selalu mengalah kepada adik-adiknya yang kebetulan jarak kelahirannya berdekatan.
Saat ada anak kita bertengkar karena berebutan mainan. Alangkah bijaknya ibu hadir ditengah-tengah mereka sebagai fasilitator. Kita tanyakan dulu duduk persoalannya, kita dengarkan dulu argumen dari masing-masing pihak dan alangkah baiknya kita tidak memihak salah satu diantara keduanya. Setelah mendengar dari semuanya dan kita bisa tanyakan kepada mereka bagaimana ya mainnya supaya kita nyaman semua? Teruslah beri pijakan pada keduanya. Seandainya yang memegang mainan pertama adalah kakak, berikan pada kakak walaupun siadik akan meraung-raung menangis. Pada adik kita bisa katakan adik bersabar ya tunggu giliran adik 10 menit lagi dan saat inilah kita sedang mengajari karakter sabar pada adik. Pada kakak kita bisa ajukan pertanyaan gimana ya kak caranya kita bermain semuanya bahagia? Kakakpun dengan berjalannya waktupun akan memberikan mainannya kepada adik dengan ikhlas karena tanpamada paksaan dan ancaman dari orangtua. Disinilah kita memasukkan karakter kasih sayang kepadanya. Hindarilah berkata kepada sang kakak bahwa dia harus mengalah karena kasihan adik. Jika ini dikatakan orangtua kekakak maka akan menyebabkan sang kakak menjadi membenci adiknya karena gara-gara adik dia dimarahi terus dan si adik tumbuh menjadi pribadi yang lemah yang perlu bantuan dan dukungan terus dan egois.
Ingin mengadakan seminar parenting?
Cp: Catur 0812 33 0 55 74

